303 (2018) | Tapi, Siapa Aku? Di mana Aku Sebenarnya?

w i n d a

--

303 (2018)

Bercerita tentang Jule dan Jan, sama-sama seorang mahasiswa yang bertemu ketika mereka sedang dalam perjalanan akan meninggalkan Berlin. Jule dengan menggunakan Mercedes Hymer 303 motor-home (camper van 303) miliknya memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Berlin ke Portugal untuk bertemu dan memberi tahu pacarnya secara langsung bahwa dia tengah hamil.

Sementara itu, datanglah Jan, seorang pejalan kaki yang mencari tumpangan ke Cologne untuk bertemu dengan ayahnya. Dan Jule, mempersilakannya untuk memberi tumpangan.

Yang membuatku tertarik untuk memutuskan menonton film dari negara Jerman ini adalah, karena alur ceritanya yang dibawakannya. Road-trip menggunakan camper van 303 disertai percakapan panjang mereka selama perjalanan. Di mana, selama perjalanan itu pula, menggambarkan bagaimana proses mereka menemukan arti dari hubungan cinta (romance).

HAHA, karena saya memang selalu ingin melihat bagaimana transformasi jatuh cinta yang dialami manusia secara nyata dan tentunya yang realistis. Film ini menjadi pilihan saya selain untuk hiburan, tetapi menganalisis bagaimana cinta itu bisa tumbuh.

Di tiga puluh menit pertama, saya menyadari bahwa vibes yang dibawakan di film ini mirip seperti film Before Trilogy. Makinlah saya nyaman menyaksikannya, karena saya menyukai film tersebut dan semakin yakin film ini juga akan masuk ke list film favorite saya.

Namun, seluruh dialog antara Jule dan Jan ini lebih terfokuskan sesuai premis (percakapan yang satu ke yang lainnya, memiliki hubungan satu sama lain). Nggak terlalu random kayak Before Trilogy.

Dimulai dari tentang kematian, kapitalisme, cro-magnons, self-love, feromon, hubungan, dan lainnya. Jadi, bagi saya filmnya beneran dibangun dengan baik, sesuai goals yang diinginkan. Nggak hanya soal tentang apa yang mereka bicarakan aja, tapi soal proses perkembangan diri satu sama lain, yang mana nggak cuma tentang bagaimana jatuh cinta itu hadir, melainkan menemukan diri dan menerima trauma masing-masing. Mengingat awal perjalanan masing-masing mereka juga adalah karena membawa suatu kecemasan yang mereka miliki dan akhir perjalanan tersebut juga membawa pengalaman dan menyelesaikan permasalahan mereka satu sama lain.

--

--

No responses yet

Write a response