How to Radical Acceptance: The Tools from Phil Stutz Theory

w i n d a
5 min readMay 28, 2023

--

Hei, agaknya kepahitan hidup membuat kita lelah dan muak menghadapinya. Dan pada akhirnya, rasa lelah dan muak itu harus kita hadapi juga. Adalah dengan: Radical Accepted.

Isi blog ini merupakan rangkuman dari film dokumenter berjudul Stutz yang menceritakan seorang Phil Stutz yang bekerja sebagai psikiater penjara di Pulau Rikers, kemudian membuka praktik pribadi di New York, sebelum memindahkan praktiknya ke Los Angeles pada tahun 1982. Dia memiliki konsep yang diberi nama “The Tools”, sebagai salah satu cara dalam metode terapinya. Dan menurutku, The Tools atau alat ini memang sangat berguna digunakan bagi semua orang, dan sebenarnya The Tools ini adalah sebuah pemahaman bagaimana kita bisa menghadapi realita.

“Aku ingin prosesnya cepat. Bukan cepat menyembuhkan orang dalam sepekan, itu mustahil. Tapi aku ingin mereka merasakan perubahan, menuju kemajuan. Itu memberi mereka harapan. Bukti bahwa mereka bisa pulih.” Begitulah kata Phil Stutz. Sebagai psikiater, dia sangat terlihat memahami pasien. Karena tentu saja, bagi pasien, mereka ingin segera pulih.

Kemudian, bagaimana bisa The Tools ini membuat para pasien atau seseorang yang mengalami mental illness bisa merasakan perubahan yang cepat itu?

The Tools adalah hal yang dapat mengubah kondisi kita, kondisi batin kita, dengan cepat, saat itu juga.

The Tools mengubah suasana hati kita, lalu membuat kita sadar adanya harapan bahwa suasana hati kita tak selalu begitu. Dan pada dasarnya alat ini merupakan latihan visualisasi langsung yang kita lakukan saat itu juga.

Berikut beberapa The Tools yang dia maksud:

DAYA HIDUP (LIVE FORCE)

Satu-satunya cara menemukan apa yang harus kita lakukan, siapa kita, adalah dengan mengaktifkan daya hidup, sebab hanya daya hiduplah bagian diri kita yang sebenernya mampu memandu kita saat kita merasa tersesat.

Jika digambarkan dalam bentuk piramida, ada tiga level daya hidup.

Lapisan bawah: body

Lapisan tengah: people

Lapisan atas: yourself

Langkah paling dasar adalah hubungan dengan tubuh fisik. Kita hanya harus membuat tubuh lebih bugar, dan itu selalu berhasil. Pola makan dan tidur juga penting.

Langkah kedua adalah, hubungan dengan orang lain. Saat seseorang mengalami depresi, mereka mulai terlihat seakan mengakhiri hubungan mereka dengan orang lain. Mereka seperti kapal yang menghilang di cakrawala. Mulai menarik diri, menjauhi kehidupan. Namun, kunci agar keluar dari perasaan menarik diri dari kehidupan ini adalah kita harus berinisiatif. Jika kita menunggu orang lain, mereka tidak akan pernah mengerti.

Langkah paling atas adalah hubungan dengan diri sendiri. Cobalah berhubungan dengan alam bawah sadar, sebab tak ada yang tahu isi bawah sadar kita kecuali kita sendiri mengaktifkannya. Dan salah satu triknya adalah dengan menulis. Menulis itu ajaib. Menulis bisa mengembangkan hubungan kita dengan diri sendiri.

Menulis itu seperti cermin. Dengan menulis dapat seolah merefleksikan apa yang ada di alam bawah sadar kita. Dan menulis dalam bentuk diari bisa mengeluarkan hal yang tidak kita ketahui sebelumnya.

Jika bingung, jangan coba untuk memikirkannya. Lakukan saja dulu. Biarkan dan mulai kelola daya hidupmu dulu.

Phil Stutz bilang, “Ini tentang gairah. Tingkatkan daya hidupmu agar kau bisa temukan hal yag benar-benar kau sukai. Namun, langkah pertama adalah menyukai hubunganmu dengan daya hidupmu sendiri.”

Semua orang mahir dalam hal tidak dapat menerima keadaan. Phil Stutz menyebutnya itu adalah bagian X.

BAGIAN X

“Bagian X adalah bagian diri kita yang menghakimi, bagian diri kita yang antisosial. Itu kekuatan yang tak terlihat yang ingin mencegah kita berubah atau bertumbuh. Ia ingin memblokir evolusi kita. Ia ingin memblokir potensi kita. Ia ingin mengacaukan diri kita. Bagian X adalah suara ketidakmungkinan. Ia menciptakan ketakutan fundamental pada diri manusia.” — Phil Stutz.

Kita tidak bisa memusnahkannya, tapi kita bisa mengalahkannya sementara, meski ia akan terus datang. Itulah alasan kita punya tiga aspek realitas yang tidak bisa dihindari.

3 ASPECTS OF REALITY

1. Pain (rasa sakit),

2. Uncertainty (ketidakpastian), dan

3. Constan work (upaya berkelanjutan).

Kenyataan yang harus kita terima adalah bahwa rasa sakit dan ketidakpastian tak akan pernah pergi, serta kita tidak bisa berhenti untuk selalu berupaya. Semua orang harus hidup seperti itu.

Tiga aspek tersebut akan selalu ada di hidup kita. Paradoks-nya, sebenarnya kita butuh sisi negative dari bagian X ini, karena hal itu yang membuat kita bertumbuh. Yang akan membuat kita bahagia adalah proses. Kita harus belajar mencintai proses saat mengatasi tiga hal itu.

Sehingga, dalam menjalani kehidupan ini kita dapat mengidentifikasinya, lalu kita bisa gunakan The Tools untuk meniadakan hal-hal itu

“Pengalaman yang biasanya tidak enak, akan memberikan berbagai peluang. Karena ekspresi kreatif tertinggi manusia adalah mampu membuat hal baru meski dalam kesulitan, dan semakin sulit, semakin besar peluangnya.

Dan kegagalan adalah ketika kita tidak bisa menerima dan memanfaatkannya. Kita tidak bisa maju tanpa menjadi rentan. Dan kadang, semua butuh bantuan untuk maju. Kegagalan, kelemahan, kerentanan itu seperti penghubung yang menghubungkanmu ke dunia. Dua orang bisa menciptakan medan. Medan itu tak kasatmata, tapi itulah daya di alam semesta yang wujudkan segala hal.” — Phil Stutz.

UNTAIAN MUTIARA

Phil Stutz mengambarkan perjalanan hidup kita itu seperti untaian Mutiara. Namun, disetiap Mutiara itu akan selalu ada titik hitam/kotor. Aku menangkap maksudnya adalah, bahwa tidak ada yang sempurna, kita hanya cukup terus berjalan, meski mendapati sesuatu yang menyedihkan. Jangan sampai kita terjebak dalam ilusi untuk mencari sesuatu yang sempurna.

THE SHADOW (BAYANGAN)

Setiap orang memiliki bayangan. Bayang setiap orang sedikit berbeda, tapi di sisi lain, juga sama, sebab itu adalah bagian diri yang membuat mereka merasa malu. Untuk berdamai atau berteman dengan bayangan kita sendiri, salah satunya dapat mempraktekkan langkah berikut:

Pertama, kita harus temukan bayanganmu, lalu:

- Bicara kepada bayanganmu dan tanyakan apa perasaanya tentangmu. Bagaimana kamu menghadapinya, memperlakukkannya (talk to your shadow).

- Kemudian, dengarkan bayanganmu (listen to your shadow).

“Bayangan kita sesungguhnya butuh perhatian, tapi bukan perhatian dari dunia, melainkan perhaatian dari dirimu sendiri. Keutuhan artinya aku tak butuh apapun lagi. ‘Aku utuh sebagaimana adanya’. Dan itu sangat membebaskan.” — Phil Stutz.

RADICAL ACCEPTANCE (PENERIMAAN YANG RADIKAL)

Nggak hanya yang mengalami mental illness, tetapi kita semua sepertinya memang perlu untuk mempraktekkan radical acceptance ini. Sebab, selama kita hidup, ada tiga aspek realita yang harus kita jalani. Ada bagian X yang harus kita hadapi. Dan ketika kita mulai merasa terpuruk, kita mulai untuk mengaktifkan daya hidup kita.

“Keberhasilan hidup bukan karena hal-hal besar. Tapi, karena hal-hal kecil.Setiap pikiran kita akan memengaruhi suasana hati kita. Setiap pikiran kita bisa jadi positif atau negatif. Jadi, alirkan rasa syukur jika ingin memilih pikiran yang positif.” — Phil Stutz.

THE GRATEFUL FLOW (ALIRAN RASA SYUKUR)

Bagian X ingin kita memiliki pikiran negatif, jadi ia menciptakan awan, agar kita tak bisa melihat matahari. Kita lupa bahwa di atas sana sebenarnya cerah. Matahari akan selalu ada di sana.

Karenanya, kita perlu memiliki rasa syukur. Hal itu memberi kita sensasi, perasaan, bahwa selalu ada hal positif, meskipun kita tak bisa melihatnya. Rasa syukur adalah kondisi di mana kita ingin sesering mungkin mengalaminya.

Kalimat terakhir, agar mudah melakukan radical accepted, ingatlah bahwa tidak seorangpun sepenuhnya paham akan hidupnya sendiri. Maka, kita perlu menerima bahwa kita tidak akan memahami hidup. Tak ada yang bisa begitu. Kebahagiaan tergantung pada bagaimana kita menerima apa yang kita miliki saat ini, dan apa tindakan kita, akan apa yang kita miliki saat itu.

--

--

No responses yet